semisal..
kita akan memaki ini itu
tanpa kata tapi mata
akan apa
semisal
yang terjadi antara aku
kamu kita.
(pendopo, menuju siang)
Kamis, 22 September 2016
Selasa, 06 September 2016
ku tambat
memuat lagi bara-kobaran yang
tak terasa hangatnya semabuk lampau
hingga seperti risau yang hilang datang
aku nikmati bersama
yakin yang terkadang tak terlalu kokoh
akan Dia yang Maha Segalanya
memasukkan aku ke
apa yang dalam diam aku minta
tanya
sebut lirih
bahwa hanya padaNya
pengaduan tak jelas
ku tambat.
(PusDa, teruslah berpositif)
tak terasa hangatnya semabuk lampau
hingga seperti risau yang hilang datang
aku nikmati bersama
yakin yang terkadang tak terlalu kokoh
akan Dia yang Maha Segalanya
memasukkan aku ke
apa yang dalam diam aku minta
tanya
sebut lirih
bahwa hanya padaNya
pengaduan tak jelas
ku tambat.
(PusDa, teruslah berpositif)
Sabtu, 27 Agustus 2016
kau tanyai hanya satu dua ku jawab
menemukanku
dengan binar bahagia yang meletup
melihatmu
dengan senyum hangat penyambutan
memikirkan
apa yang kau tanyai hanya satu
dua ku jawab
karena bukan waktu yang tepat
menjalani waktu bersama
titik
(nongkrongdipusda)
dengan binar bahagia yang meletup
melihatmu
dengan senyum hangat penyambutan
memikirkan
apa yang kau tanyai hanya satu
dua ku jawab
karena bukan waktu yang tepat
menjalani waktu bersama
titik
(nongkrongdipusda)
Jumat, 26 Agustus 2016
tidak
hai, menyapa tak akan seperih
luka yang ditetesi lemon.
hai, berdiam untuk mengutuki
kehilangan bara api semangat
tidak mesti!
(lalalaa)
luka yang ditetesi lemon.
hai, berdiam untuk mengutuki
kehilangan bara api semangat
tidak mesti!
(lalalaa)
Kamis, 25 Agustus 2016
dinginnya kekalahan
do'a do'a dirapal bertubi-tubi
seperti hujan
milyaran tetes air tak terhitung bertubi-tubi
pula memeluk mimpi
nan masih lemah keluar
karena tidur lelap
semakin dalam
dengan dinginnya kekalahan.
(kembali di tempat menyendiri favorit, pusdalt2)
seperti hujan
milyaran tetes air tak terhitung bertubi-tubi
pula memeluk mimpi
nan masih lemah keluar
karena tidur lelap
semakin dalam
dengan dinginnya kekalahan.
(kembali di tempat menyendiri favorit, pusdalt2)
Selasa, 23 Agustus 2016
terus terus
sebut ini seninya, gelap tak datang tanpa bagian terang,
selalu ada hikmah menghampiri, berbaik
dalam buruknya rasa yang memeluk
akan sebagai kode,
agar memahami meninggikan syukur,
teruslah bersyukur, terus terus.
selalu ada hikmah menghampiri, berbaik
dalam buruknya rasa yang memeluk
akan sebagai kode,
agar memahami meninggikan syukur,
teruslah bersyukur, terus terus.
Senin, 22 Agustus 2016
mata bukan satu-satunya
putih dan warna-warni yang tak
menyatu
menjadikan ada sekat-sekat kasat
mata bukan satu-satunya
maka lihatlah
pahami kemudian
(pendopolagi)
menyatu
menjadikan ada sekat-sekat kasat
mata bukan satu-satunya
maka lihatlah
pahami kemudian
(pendopolagi)
Jumat, 19 Agustus 2016
kaki hingga kepala
tak perlu banyak kata,
karena itu salah satu juga,
yang bisa jadi lelah,
resah,
pula sakit kaki hingga kepala.
(pendopo, di hari pagi-malam sok sibuk)
karena itu salah satu juga,
yang bisa jadi lelah,
resah,
pula sakit kaki hingga kepala.
(pendopo, di hari pagi-malam sok sibuk)
Senin, 15 Agustus 2016
tertawa
menjadi cinta bersamaan
lamat-lamat jengah
bisa jadi setara bahagia dan duka
aku bertanya saja diam-diam
apa yang berkuasa dalam rasa
tanpa kita ucapkan lugas
mari tertawa
tak mesti jelas apa makna
hanya untuk kita
(dikasuari7)
lamat-lamat jengah
bisa jadi setara bahagia dan duka
aku bertanya saja diam-diam
apa yang berkuasa dalam rasa
tanpa kita ucapkan lugas
mari tertawa
tak mesti jelas apa makna
hanya untuk kita
(dikasuari7)
Minggu, 14 Agustus 2016
tertawannya hati
bahkan kali ini,
jarak yang membentang panjang pendek,
waktu yang detiknya tak berbeda detak,
masih saja kita tak menjalaninya bersama,
tetap saja menikmatinya buat kita adalah realita.
bahkan hingga kini,
menjalani,
antara kita menjadi perkara pasti,
sebab tertawannya hati.
(setelah hari ini, empat belas hari di bulan ke-delapan)
jarak yang membentang panjang pendek,
waktu yang detiknya tak berbeda detak,
masih saja kita tak menjalaninya bersama,
tetap saja menikmatinya buat kita adalah realita.
bahkan hingga kini,
menjalani,
antara kita menjadi perkara pasti,
sebab tertawannya hati.
(setelah hari ini, empat belas hari di bulan ke-delapan)
Jumat, 12 Agustus 2016
bertanya: mau menjadi sesal
berkicau terus tentang setahun pergi di masa depan
terus yang mendengar mematahkan ingin itu
bahwa itu waktu yang lama untuk berpisah
hidup di belahan bumi yang lain pun begitu jauh
namun mau terus menyala disini
lalu, rencana tetek bengek menuju meraih impian
tak semudah mengutarakannya
bahkan ada takut-takut yang menyapa sebenarnya
walau bagaimana pun, satu yang pasti.. berhenti begitu saja akan menjadi sesal yang tak berkesudahan.
(di pendopo, menelusuri rencana)
terus yang mendengar mematahkan ingin itu
bahwa itu waktu yang lama untuk berpisah
hidup di belahan bumi yang lain pun begitu jauh
namun mau terus menyala disini
lalu, rencana tetek bengek menuju meraih impian
tak semudah mengutarakannya
bahkan ada takut-takut yang menyapa sebenarnya
walau bagaimana pun, satu yang pasti.. berhenti begitu saja akan menjadi sesal yang tak berkesudahan.
(di pendopo, menelusuri rencana)
Rabu, 10 Agustus 2016
Samping ini
tak semua yang mampu dijabarkan tentang ini,
karena timbang itu dan ini,
maka apa yang tak diungkap jadi rahasia disini,
meski tidak diingini,
ada rasa tak baik menjalari,
ada akibat lain yang terjadi tanpa permisi
olehnya tahan dulu sendiri
untuk kini
(0810, pendopo)
karena timbang itu dan ini,
maka apa yang tak diungkap jadi rahasia disini,
meski tidak diingini,
ada rasa tak baik menjalari,
ada akibat lain yang terjadi tanpa permisi
olehnya tahan dulu sendiri
untuk kini
(0810, pendopo)
Minggu, 03 Juli 2016
lalu?
bukan perkara apa-apa..
hingga tak pasti kata apa yang
pantas untuk merasa tentang muka.
sudah jelas waktunya,
lalu..
apa selanjutnya?
daku bertanya diam-
diam..
dalam diam.
(di sekat warnet, Juli 2016)
hingga tak pasti kata apa yang
pantas untuk merasa tentang muka.
sudah jelas waktunya,
lalu..
apa selanjutnya?
daku bertanya diam-
diam..
dalam diam.
(di sekat warnet, Juli 2016)
Selasa, 22 Maret 2016
atau butuh berarti (?)
pandang lagi masa masa nan
diam ditinggal laju waktu
lalu tanpa apa-apa
diam menjadi arti berlain makna
arti yang bagi dia
berbeda bagi dia yang lain
maka si aku ini
memilih diam lalu
diam-diam bertanya
berarti apakah ini..
(diLantai5, lamaa di Maret'16)
diam ditinggal laju waktu
lalu tanpa apa-apa
diam menjadi arti berlain makna
arti yang bagi dia
berbeda bagi dia yang lain
maka si aku ini
memilih diam lalu
diam-diam bertanya
berarti apakah ini..
(diLantai5, lamaa di Maret'16)
Labels: puisi,
#365firstproject,
sajak-sajak
Selasa, 09 Februari 2016
jangan hanya sekedar bangun, lagi!
lubang yang sama
kembali tersuruk diri kesana
merana
memang tak ada daya
apalah lagi kata
ini nyata
bukan yang pertama terjerembab disana
bukan pula pertamanya berusaha kembali tegak
kali ini bangun tak boleh sekedar saja
biarlah yang lalu semena-mena
masa di depan harus luar biasa lah!
(diLantai5, Bulan ke-dua di 2016)
kembali tersuruk diri kesana
merana
memang tak ada daya
apalah lagi kata
ini nyata
bukan yang pertama terjerembab disana
bukan pula pertamanya berusaha kembali tegak
kali ini bangun tak boleh sekedar saja
biarlah yang lalu semena-mena
masa di depan harus luar biasa lah!
(diLantai5, Bulan ke-dua di 2016)
Jumat, 01 Januari 2016
Selamat selamat: lagi
Petuah-petuah itu
Jika ku ulur dari dahulunya sampai detik daku mengetikkan
kata-kata ini
Tak hingga
Hingga ku penat pun tak sudah
Mengenggam makna seperti segenggam pasir yang kemudian
berserak dari antara jari
Lalu rasa
Rasa-rasanya tak akan mudah.
Berapa banyak berapa mampu berapa
Pun itu pengantar untuk menjadi lebih tak lemah
Maka selamat datang untuk apapun yang datang
Selamat pergi untuk apapun yang pergi
(diNuri, pagi-pagi hari ke-dua)
Labels: puisi,
#365firstproject,
Potongan catatan,
sajak-sajak
Jumat, 18 Desember 2015
melewati ilmu
melewati ini tak sudah-sudah
sudah sampai mana tak daku nikmati
nikmati kerumitan berkelanjutan tumbuh
tumbuh beruntun menaikkan derajat diri
diri yang selalu harus haus
haus pada
pada ilmu..
(diLantai5: untuk hari ke-7, masih saja..maaf)
sudah sampai mana tak daku nikmati
nikmati kerumitan berkelanjutan tumbuh
tumbuh beruntun menaikkan derajat diri
diri yang selalu harus haus
haus pada
pada ilmu..
(diLantai5: untuk hari ke-7, masih saja..maaf)
Labels: puisi,
Nilai Termakna,
sajak-sajak
Sabtu, 12 Desember 2015
Dari buku berjudul How to Master Your Habits-nya Felix Y Shiauw
Felix Y. Shiauw
How to master your
Habits
2012 (cet.1) Jakarta: Khilafah Press
========================
Akhirnya! Setelah 2 tahun lebih daku ingin baca buku ini
seutuhnya, akhir tahun ini telah terwujud. Alhamdulillah..indah pada waktunya,
eh. Terima kasih banyak untuk seorang teman yang telah meminjamkan buku bagus
ini ke daku; tengkiuu cantiqq! Giliran
kamu yang nyelesaiin baca buku ini lagi yak!
Apa yang daku dapatkan dari buku ini?
Hmm..daku tuliskan se-enak daku bisa deh, hohoo (latian-mode-on)
Hmm..daku tuliskan se-enak daku bisa deh, hohoo (latian-mode-on)
*Thanks to @felixsiauw*
Pada awal pembahasan, si penulis memaparkan betapa
meginspirasinya tokoh-tokoh besar Islam di masa lampau. Seperti Imam Asy-Syafi’I
dengan mazhab Syafi’i-nya, Ath Thabari seorang sejarawan yang ahli tafsir
dengan Tafsir Ath-Thabari-nya, Khalid bin Walid dalam bidang militer, Siti
Aisyah dengan hafalannya kurang lebih 2.210 hadits, Abdurrahman bin Auf dengan
luar biasa banyaknya harta yang disumbangkan, Khalifah Umar bin Khaththab
dengan kepemimpinan dan kepribadiannya, Muhammad Al-Fathih dan nama-nama besar
tokoh Islam lainnya. (Masya Allah! Kurang apa lagi nikmat-Nya yang ‘meletakkan’
daku lahir dalam kaum ini, ‘bangun’lah!). Nah, permasalahannya adalah: Kita
yang sering merasa bangga dan berdecak kagum pada keluar-biasaan tokoh-tokoh
besar tersebut sering kali memiliki pemahaman bahwa ke-luarbiasa-an tersebut mustahil
terjadi pada diri kita. Keahlian yang kita anggap luar biasa tersebut dianggap
takdir dari Allah (Tuhan) untuk mereka atau bakat dan keturunan yang
diwariskan. Ini lah yang dibahas dalam buku ini, bahwa pengaruh besar pada ketidak-ahlian
dan keahlian yang disebut juga dengan istilah skill adalah kebiasaan,
istilah kerennya HABITS.
Takjub yang kita rasakan seperti yang daku tulis ulang
diatas terjadi karena ada sesuatu yang ‘tak diharapkan atau disangka’, beyond expectation terjadi dalam suatu
hal oleh seseorang..sesuatu yang tidak ‘biasa’ terjadi, begitu yang dipaparkan
si penulis. Seseorang tersebut memiliki keahlian hingga membuatnya tidak biasa,
adalah hasil dari pengaruh habits, kebiasaannya. BIASA dan TIDAK biasa yang
dilakukan.
Kita sebagai manusia, pada diri masing-masing, memiliki habits
berbentuk program-program yang mengatur semua respons kita. Daan, habits
bersifat otomatis dalam merespon apa yang terjadi pada diri kita. Respon kita berupa
pemikiran, perasaan, dan perbuatan adalah akibat dari pengulangan yang kita
lakukan secara tak sadar.
Begini bagan mengenai terbentuknya habits kita:
Thoughts -> Purposes -> Actions -> Habits ->
Personalities
Si penulis menyebutkan kemampuan kita untuk mengendalikan habits
sangat diperlukan. Kita harus mampu untuk membentuk habits ataupun
menghancurkan habits. Kita juga harus mampu memilih habits mana yang
dipertahankan dan ditinggalkan. Kenapa? Secara alami, habits yang muncul jika
tidak dikendalikan adalah habits yang buruk..if you choose not to plant flower on your garden, then weeds will grow
without encouragement and support. Jadi, pegang kendali yak kawan!
-Genealogy of Habits-
Practice & Repetition:
Ibu dari semua keahlian adalah repetiton (PENGULANGAN) dan
ayahnya adalah practice (LATIHAN)
-Spiral of Habits-
Habits <-> Learn <-> Commit <-> Practice <->Repetition
Habits seprti spiral, hanya ada dua pilihan di dalamnya
bertambar besar atau bertambah ciut
-Installing Habits-
Analoginya, jalan setapak yang terbentuk dalam membuka
hutan, babat alas, karena jalan itu selalu dilewati (repetition/repetisi)
sehingga rumput liar tak dapat tumbuh di jalan tersebut akibat selalu terinjak.
Otak kita yang terdiri dari triliunan sel syaraf perlu repetisi dalam membentuk
dan mempertebal koneksi atau hubungan antar sel dalam membentuk pola-pola
informasi untuk diri merespon.
-Why? What? How?-
Motivasi dalam membentuk habit baik yang baru dan
meninggalkan habit buruk yang baru dan lama. Alasan yang mengakari kita dalam
mengendalikan habits yang telah dan akan kita miliki.
-How Many Days?-
Sebenarnya, bervariasi untuk setiap orang. Bisa 21 hari,
28-30 hari, ataupun 40 hari.
Ambil pelajaran dari kebiasaan berpuasa di bulan Ramadhan,
maka minimal waktu untuk terbentuknya habit baru kita bisa selama 29-30 hari, 1
bulan. Perlakuannya harus 30 hari berturut-turut secara konsisten, tanpa
ketinggalan satu hari pun. Pembiasaan memerlukan konsistensi.
-Good News! Thinking is not needed-
Karena manusia tak selamanya logis..
-Conditioning Habits-
Bisa karena biasa..
-Forming Habits is Like Creating Roads-
Sesungguhnya amalan
yang paling disuka Allah yaitu yang dikerjakan terus-menerus (HR. Bukhari
Muslim)
-First is Hardest-
Berlakunya prinsip inersia atau kelembaman bahwa selalu ada
kecendrungan untuk mempertahankan kondisi semula maka perlu gaya dari luar (external
force) agar kondisi semula dapat berubah.
-From Lame to Fame-
..membiasakan yang pada awalnya dilakukan secara sadar menjadi
melakukan secra tidak sadar otomatisasi keahlian kita
-Teach Habits and Habits Will Serve You!-
Diistilahkan, orang yang sudah terlanjur ‘kaya’ susah
menjadi ‘miskin’, orang yang sudah terlanjur ‘miskin’ susah untuk jadi ‘kaya’
-Luck is a Part of Habits-
Kurang lebih, bagi penulis, keberuntungan adalah hasil kali
dari kesempatan dan persiapan. MElatih habits yang dibutuhkan. Anytime you see someone more successful than
you are, they are doing something you aren’t (Malcom X)
-Let’s Make Habits-
Mulai dari hal yang kecil - temuan tempat
habits – berlatihlah terus!
-To Be an Expert-
..benar-benar menguasai..
Selanjutnya, silahkan cari buku ini dan baca sendiri agar
ilmunya lebih ‘sampai’.. *hahaii*
Ini daftar bagian yang akan kamu temui:
-The Rules of 10.000 hours-
-Differentiation in Da’wah-
-Life is not Fair-
-The Outliers and Out of Orders-
-Breaking the circle-
-No Pain No Gain-
-Re-defining “Impossible”-
-After doing Service-
-Take Action!-
-Unreasonable Fear-
-Move-move and move-
-Visionary-
-The End is Better than Beginning-
-Just Kill the Excuses-
-Excuses are Extremely-Very Dangerous-
-Epilogue: Naka tau Tak Nak?!-
Nak atau tak nak,
kalau nak 1000 daye, kalau tak nak 1000 daleh *hihiii*
Huaah! Sekian dulu yak teman.
Marilah marii.. temukan ilmu lebih lanjutnya sendiri!
Ambil manfaatnya..
Marilah marii.. temukan ilmu lebih lanjutnya sendiri!
Ambil manfaatnya..
p.s: kalo ada kesempatan lagi, daku post buku lainnya. Stay
tune yak... visit me here! *hohoo*
Labels: puisi,
Sepotong catatan,
Sudut Buku
Jumat, 11 Desember 2015
ada..ada lagi?
ada..memang ada.
ada luka yang bernanah
ada tawa yang menggelegar
ada tangis yang dipendam
ada cita yang merebak
ada resah yang tak kunjung usai
ada bahagia yang tak putus
ada cinta di tiap hembusan nafas..
ada cinta dariNya.
ada lagi?
(diLantai5, hari ke-6 seharusnya)
ada luka yang bernanah
ada tawa yang menggelegar
ada tangis yang dipendam
ada cita yang merebak
ada resah yang tak kunjung usai
ada bahagia yang tak putus
ada cinta di tiap hembusan nafas..
ada cinta dariNya.
ada lagi?
(diLantai5, hari ke-6 seharusnya)
Kamis, 10 Desember 2015
manakala..
melepaskan ketidaknyamanan agar terus terkikis
terkikis pada reda sesal nan terus
terus namun tak sampai
hingga pada hati terketuk
ketukan-ketukan untuk
'tuk sadar dari nyaman
manakala..
(diLantai5, seharusnya di hari ke-5)
terkikis pada reda sesal nan terus
terus namun tak sampai
hingga pada hati terketuk
ketukan-ketukan untuk
'tuk sadar dari nyaman
manakala..
(diLantai5, seharusnya di hari ke-5)
Langganan:
Postingan (Atom)