Jumat, 18 Desember 2015

melewati ilmu

melewati ini tak sudah-sudah
sudah sampai mana tak daku nikmati
nikmati kerumitan berkelanjutan tumbuh
tumbuh beruntun menaikkan derajat diri
diri yang selalu harus haus
haus pada
pada ilmu..

(diLantai5: untuk hari ke-7, masih saja..maaf)

Sabtu, 12 Desember 2015

Dari buku berjudul How to Master Your Habits-nya Felix Y Shiauw



Felix Y. Shiauw
How to master your Habits
2012 (cet.1) Jakarta: Khilafah Press
========================

Akhirnya! Setelah 2 tahun lebih daku ingin baca buku ini seutuhnya, akhir tahun ini telah terwujud. Alhamdulillah..indah pada waktunya, eh. Terima kasih banyak untuk seorang teman yang telah meminjamkan buku bagus ini ke daku; tengkiuu cantiqq! Giliran kamu yang nyelesaiin baca buku ini lagi yak!

Apa yang daku dapatkan dari buku ini?
Hmm..daku tuliskan se-enak daku bisa deh, hohoo (latian-mode-on)

*Thanks to @felixsiauw*

Pada awal pembahasan, si penulis memaparkan betapa meginspirasinya tokoh-tokoh besar Islam di masa lampau. Seperti Imam Asy-Syafi’I dengan mazhab Syafi’i-nya, Ath Thabari seorang sejarawan yang ahli tafsir dengan Tafsir Ath-Thabari-nya, Khalid bin Walid dalam bidang militer, Siti Aisyah dengan hafalannya kurang lebih 2.210 hadits, Abdurrahman bin Auf dengan luar biasa banyaknya harta yang disumbangkan, Khalifah Umar bin Khaththab dengan kepemimpinan dan kepribadiannya, Muhammad Al-Fathih dan nama-nama besar tokoh Islam lainnya. (Masya Allah! Kurang apa lagi nikmat-Nya yang ‘meletakkan’ daku lahir dalam kaum ini, ‘bangun’lah!). Nah, permasalahannya adalah: Kita yang sering merasa bangga dan berdecak kagum pada keluar-biasaan tokoh-tokoh besar tersebut sering kali memiliki pemahaman bahwa ke-luarbiasa-an tersebut mustahil terjadi pada diri kita. Keahlian yang kita anggap luar biasa tersebut dianggap takdir dari Allah (Tuhan) untuk mereka atau bakat dan keturunan yang diwariskan. Ini lah yang dibahas dalam buku ini, bahwa pengaruh besar pada ketidak-ahlian dan keahlian yang disebut juga dengan istilah skill  adalah kebiasaan, istilah kerennya HABITS.

Takjub yang kita rasakan seperti yang daku tulis ulang diatas terjadi karena ada sesuatu yang ‘tak diharapkan atau disangka’, beyond expectation terjadi dalam suatu hal oleh seseorang..sesuatu yang tidak ‘biasa’ terjadi, begitu yang dipaparkan si penulis. Seseorang tersebut memiliki keahlian hingga membuatnya tidak biasa, adalah hasil dari pengaruh habits, kebiasaannya. BIASA dan TIDAK biasa yang dilakukan.
Kita sebagai manusia, pada diri masing-masing, memiliki habits berbentuk program-program yang mengatur semua respons kita. Daan, habits bersifat otomatis dalam merespon apa yang terjadi pada diri kita. Respon kita berupa pemikiran, perasaan, dan perbuatan adalah akibat dari pengulangan yang kita lakukan secara tak sadar.

Begini bagan mengenai terbentuknya habits kita:
Thoughts -> Purposes -> Actions -> Habits -> Personalities

Si penulis menyebutkan kemampuan kita untuk mengendalikan habits sangat diperlukan. Kita harus mampu untuk membentuk habits ataupun menghancurkan habits. Kita juga harus mampu memilih habits mana yang dipertahankan dan ditinggalkan. Kenapa? Secara alami, habits yang muncul jika tidak dikendalikan adalah habits yang buruk..if you choose not to plant flower on your garden, then weeds will grow without encouragement and support. Jadi, pegang kendali yak kawan!

-Genealogy of Habits-
Practice & Repetition:
Ibu dari semua keahlian adalah repetiton (PENGULANGAN) dan ayahnya adalah practice (LATIHAN)

-Spiral of Habits-
Habits <-> Learn <-> Commit <-> Practice <->Repetition
Habits seprti spiral, hanya ada dua pilihan di dalamnya bertambar besar atau bertambah ciut

-Installing Habits-
Analoginya, jalan setapak yang terbentuk dalam membuka hutan, babat alas, karena jalan itu selalu dilewati (repetition/repetisi) sehingga rumput liar tak dapat tumbuh di jalan tersebut akibat selalu terinjak. Otak kita yang terdiri dari triliunan sel syaraf perlu repetisi dalam membentuk dan mempertebal koneksi atau hubungan antar sel dalam membentuk pola-pola informasi untuk diri merespon.

-Why? What? How?-
Motivasi dalam membentuk habit baik yang baru dan meninggalkan habit buruk yang baru dan lama. Alasan yang mengakari kita dalam mengendalikan habits yang telah dan akan kita miliki.

-How Many Days?-
Sebenarnya, bervariasi untuk setiap orang. Bisa 21 hari, 28-30 hari, ataupun 40 hari.
Ambil pelajaran dari kebiasaan berpuasa di bulan Ramadhan, maka minimal waktu untuk terbentuknya habit baru kita bisa selama 29-30 hari, 1 bulan. Perlakuannya harus 30 hari berturut-turut secara konsisten, tanpa ketinggalan satu hari pun. Pembiasaan memerlukan konsistensi.

-Good News! Thinking is not needed-
Karena manusia tak selamanya logis..

-Conditioning Habits-
Bisa karena biasa..

-Forming Habits is Like Creating Roads-
Sesungguhnya amalan yang paling disuka Allah yaitu yang dikerjakan terus-menerus (HR. Bukhari Muslim)

-First is Hardest-
Berlakunya prinsip inersia atau kelembaman bahwa selalu ada kecendrungan untuk mempertahankan kondisi semula maka perlu gaya dari luar (external force) agar kondisi semula dapat berubah.

-From Lame to Fame-
..membiasakan yang pada awalnya dilakukan secara sadar menjadi melakukan secra tidak sadar otomatisasi keahlian kita

-Teach Habits and Habits Will Serve You!-
Diistilahkan, orang yang sudah terlanjur ‘kaya’ susah menjadi ‘miskin’, orang yang sudah terlanjur ‘miskin’ susah untuk jadi ‘kaya’

-Luck is a Part of Habits-
Kurang lebih, bagi penulis, keberuntungan adalah hasil kali dari kesempatan dan persiapan. MElatih habits yang dibutuhkan. Anytime you see someone more successful than you are, they are doing something you aren’t (Malcom X)

-Let’s Make Habits-
Mulai dari hal yang kecil - temuan tempat habits – berlatihlah terus!

-To Be an Expert-
..benar-benar menguasai..

Selanjutnya, silahkan cari buku ini dan baca sendiri agar ilmunya lebih ‘sampai’.. *hahaii*

Ini daftar bagian yang akan kamu temui:
-The Rules of 10.000 hours-
-Differentiation in Da’wah-
-Life is not Fair-
-The Outliers and Out of Orders-
-Breaking the circle-
-No Pain No Gain-
-Re-defining “Impossible”-
-After doing Service-
-Take Action!-
-Unreasonable Fear-
-Move-move and move-
-Visionary-
-The End is Better than Beginning-
-Just Kill the Excuses-
-Excuses are Extremely-Very Dangerous-
-Epilogue: Naka tau Tak Nak?!-
Nak atau tak nak, kalau nak 1000 daye, kalau tak nak 1000 daleh *hihiii*

Huaah! Sekian dulu yak teman.
Marilah marii.. temukan ilmu lebih lanjutnya sendiri!
Ambil manfaatnya..

p.s: kalo ada kesempatan lagi, daku post buku lainnya. Stay tune yak... visit me here! *hohoo*

Jumat, 11 Desember 2015

ada..ada lagi?

ada..memang ada.
ada luka yang bernanah
ada tawa yang menggelegar
ada tangis yang dipendam
ada cita yang merebak
ada resah yang tak kunjung usai
ada bahagia yang tak putus
ada cinta di tiap hembusan nafas..
ada cinta dariNya.
ada lagi?

(diLantai5, hari ke-6 seharusnya)

Kamis, 10 Desember 2015

manakala..

melepaskan ketidaknyamanan agar terus terkikis
terkikis pada reda sesal nan terus
terus namun tak sampai
hingga pada hati terketuk
ketukan-ketukan untuk
'tuk sadar dari nyaman
manakala..

(diLantai5, seharusnya di hari ke-5)

Senin, 07 Desember 2015

Lalu..Mengalahkan Lelah!

lalu..
aku berjalan kosong berdiam
menunggu apa yang tak aku tahu
menggunting kegalauan menyerah
atau..
malah tak ada izin untuk berhenti
aku hilang kata
berharap tak ada kosong menguasai
kemudian..
bertanyalah aku
mungkin bukan..
hanya menemukan lagi alasan
sekuat apa usaha aku
mengalahkan lelah!

(diLantai5, utk hari ke-4 di Desember)

Kamis, 03 Desember 2015

berlaku..

berbanding lurus, begitu katanya..hukum itu berlaku.
berbanding terbalik, begini bisa pula..hukum itu berlaku.
apapun..
bijak membandingkan,
begitu begini,
hukum itu berlaku.

(diNuri, hujan 'beban' pikiran)

Rabu, 02 Desember 2015

yah..dah..lah!

Berharap tapi harapan itu tak diharapkan,
goyah..yah, payah.
Gigih katanya, namun masih bertahta
lelah tak tertahankan
sudah..dah, sudahlah.
perbaharui lagi, lah.. perbaiki harap-harapan!

(diNuri, Desember di hari ke-2)

Selasa, 01 Desember 2015

Tinggal?

apa yang tertinggal..tinggal kan?
lalu mulai lagi bergumam,
seandainya-andai ini
andai itu.
lalu tinggallah ingin di masa lalu
bukankah kau tahu,
waktu tak akan berbalik
ia terus ke depan..berubah.

maka..

tinggal kan?
ia terus.. berubah.

(diLantai5, Desember di tanggal 1, 2015)