Menengahi realita dan imajinasi
Bagai menikmati pundak yang
Dua kali lipat memberat..
Menarilah agar
Tak terlalu tertekan
Si beban-beban
(kasuari atas, setelah telepon panjang dan mellow: des16)
Rabu, 28 Desember 2016
Menengahi..
Senin, 26 Desember 2016
Disana
Dengan berbagai keluh
Kesah yang meradang bunuhlah,
Diri sendiri yang bisa
Karena urusannya terletak disana.
(Kasuari atas, pagi Desember 2016)
Minggu, 25 Desember 2016
Nanti iya nanti
Satu kalimat,
Aku baik-baik saja walau bagaimana pun, seperti apa pun.
Sungguh, tak mampu daku bercerita kini,
Lebih kurang begitu.
Maaf maafkan daku meminta,
lagi dan lagi terima kasih,
Atas semua kelakuan ini itu daku tunjukkan.
Pula, kekhawatiran itu janganlah sampai terlalu,
Daku memohon.
Nanti pada saatnya,
Ada tiba masa daku sungguh
Tak punya cara untuk melanjutkan langkah
Tak punya kekuatan untuk tetap menghidupkan kegilaan ini
Tak ada yang benar benar bisa diusahakan lagi,
Daku berhenti..hentahlah.
(Desember akhir, di bus dalam mellow yang kambuh)
Kamis, 15 Desember 2016
Maka..
Maka pertanda yang mampu menenangkan
Maka rasa membuang perkara kegusaran
Maka aku..akan terus berusaha mengamankan
Maka..demikian
Impian butuh langkah yang diringankan
(aulabi, pagi sebelum bedah buku - Desember 2016)