melewati ini tak sudah-sudah
sudah sampai mana tak daku nikmati
nikmati kerumitan berkelanjutan tumbuh
tumbuh beruntun menaikkan derajat diri
diri yang selalu harus haus
haus pada
pada ilmu..
(diLantai5: untuk hari ke-7, masih saja..maaf)
Jumat, 18 Desember 2015
melewati ilmu
Labels: puisi,
Nilai Termakna,
sajak-sajak
Sabtu, 12 Desember 2015
Dari buku berjudul How to Master Your Habits-nya Felix Y Shiauw
Felix Y. Shiauw
How to master your
Habits
2012 (cet.1) Jakarta: Khilafah Press
========================
Akhirnya! Setelah 2 tahun lebih daku ingin baca buku ini
seutuhnya, akhir tahun ini telah terwujud. Alhamdulillah..indah pada waktunya,
eh. Terima kasih banyak untuk seorang teman yang telah meminjamkan buku bagus
ini ke daku; tengkiuu cantiqq! Giliran
kamu yang nyelesaiin baca buku ini lagi yak!
Apa yang daku dapatkan dari buku ini?
Hmm..daku tuliskan se-enak daku bisa deh, hohoo (latian-mode-on)
Hmm..daku tuliskan se-enak daku bisa deh, hohoo (latian-mode-on)
*Thanks to @felixsiauw*
Pada awal pembahasan, si penulis memaparkan betapa
meginspirasinya tokoh-tokoh besar Islam di masa lampau. Seperti Imam Asy-Syafi’I
dengan mazhab Syafi’i-nya, Ath Thabari seorang sejarawan yang ahli tafsir
dengan Tafsir Ath-Thabari-nya, Khalid bin Walid dalam bidang militer, Siti
Aisyah dengan hafalannya kurang lebih 2.210 hadits, Abdurrahman bin Auf dengan
luar biasa banyaknya harta yang disumbangkan, Khalifah Umar bin Khaththab
dengan kepemimpinan dan kepribadiannya, Muhammad Al-Fathih dan nama-nama besar
tokoh Islam lainnya. (Masya Allah! Kurang apa lagi nikmat-Nya yang ‘meletakkan’
daku lahir dalam kaum ini, ‘bangun’lah!). Nah, permasalahannya adalah: Kita
yang sering merasa bangga dan berdecak kagum pada keluar-biasaan tokoh-tokoh
besar tersebut sering kali memiliki pemahaman bahwa ke-luarbiasa-an tersebut mustahil
terjadi pada diri kita. Keahlian yang kita anggap luar biasa tersebut dianggap
takdir dari Allah (Tuhan) untuk mereka atau bakat dan keturunan yang
diwariskan. Ini lah yang dibahas dalam buku ini, bahwa pengaruh besar pada ketidak-ahlian
dan keahlian yang disebut juga dengan istilah skill adalah kebiasaan,
istilah kerennya HABITS.
Takjub yang kita rasakan seperti yang daku tulis ulang
diatas terjadi karena ada sesuatu yang ‘tak diharapkan atau disangka’, beyond expectation terjadi dalam suatu
hal oleh seseorang..sesuatu yang tidak ‘biasa’ terjadi, begitu yang dipaparkan
si penulis. Seseorang tersebut memiliki keahlian hingga membuatnya tidak biasa,
adalah hasil dari pengaruh habits, kebiasaannya. BIASA dan TIDAK biasa yang
dilakukan.
Kita sebagai manusia, pada diri masing-masing, memiliki habits
berbentuk program-program yang mengatur semua respons kita. Daan, habits
bersifat otomatis dalam merespon apa yang terjadi pada diri kita. Respon kita berupa
pemikiran, perasaan, dan perbuatan adalah akibat dari pengulangan yang kita
lakukan secara tak sadar.
Begini bagan mengenai terbentuknya habits kita:
Thoughts -> Purposes -> Actions -> Habits ->
Personalities
Si penulis menyebutkan kemampuan kita untuk mengendalikan habits
sangat diperlukan. Kita harus mampu untuk membentuk habits ataupun
menghancurkan habits. Kita juga harus mampu memilih habits mana yang
dipertahankan dan ditinggalkan. Kenapa? Secara alami, habits yang muncul jika
tidak dikendalikan adalah habits yang buruk..if you choose not to plant flower on your garden, then weeds will grow
without encouragement and support. Jadi, pegang kendali yak kawan!
-Genealogy of Habits-
Practice & Repetition:
Ibu dari semua keahlian adalah repetiton (PENGULANGAN) dan
ayahnya adalah practice (LATIHAN)
-Spiral of Habits-
Habits <-> Learn <-> Commit <-> Practice <->Repetition
Habits seprti spiral, hanya ada dua pilihan di dalamnya
bertambar besar atau bertambah ciut
-Installing Habits-
Analoginya, jalan setapak yang terbentuk dalam membuka
hutan, babat alas, karena jalan itu selalu dilewati (repetition/repetisi)
sehingga rumput liar tak dapat tumbuh di jalan tersebut akibat selalu terinjak.
Otak kita yang terdiri dari triliunan sel syaraf perlu repetisi dalam membentuk
dan mempertebal koneksi atau hubungan antar sel dalam membentuk pola-pola
informasi untuk diri merespon.
-Why? What? How?-
Motivasi dalam membentuk habit baik yang baru dan
meninggalkan habit buruk yang baru dan lama. Alasan yang mengakari kita dalam
mengendalikan habits yang telah dan akan kita miliki.
-How Many Days?-
Sebenarnya, bervariasi untuk setiap orang. Bisa 21 hari,
28-30 hari, ataupun 40 hari.
Ambil pelajaran dari kebiasaan berpuasa di bulan Ramadhan,
maka minimal waktu untuk terbentuknya habit baru kita bisa selama 29-30 hari, 1
bulan. Perlakuannya harus 30 hari berturut-turut secara konsisten, tanpa
ketinggalan satu hari pun. Pembiasaan memerlukan konsistensi.
-Good News! Thinking is not needed-
Karena manusia tak selamanya logis..
-Conditioning Habits-
Bisa karena biasa..
-Forming Habits is Like Creating Roads-
Sesungguhnya amalan
yang paling disuka Allah yaitu yang dikerjakan terus-menerus (HR. Bukhari
Muslim)
-First is Hardest-
Berlakunya prinsip inersia atau kelembaman bahwa selalu ada
kecendrungan untuk mempertahankan kondisi semula maka perlu gaya dari luar (external
force) agar kondisi semula dapat berubah.
-From Lame to Fame-
..membiasakan yang pada awalnya dilakukan secara sadar menjadi
melakukan secra tidak sadar otomatisasi keahlian kita
-Teach Habits and Habits Will Serve You!-
Diistilahkan, orang yang sudah terlanjur ‘kaya’ susah
menjadi ‘miskin’, orang yang sudah terlanjur ‘miskin’ susah untuk jadi ‘kaya’
-Luck is a Part of Habits-
Kurang lebih, bagi penulis, keberuntungan adalah hasil kali
dari kesempatan dan persiapan. MElatih habits yang dibutuhkan. Anytime you see someone more successful than
you are, they are doing something you aren’t (Malcom X)
-Let’s Make Habits-
Mulai dari hal yang kecil - temuan tempat
habits – berlatihlah terus!
-To Be an Expert-
..benar-benar menguasai..
Selanjutnya, silahkan cari buku ini dan baca sendiri agar
ilmunya lebih ‘sampai’.. *hahaii*
Ini daftar bagian yang akan kamu temui:
-The Rules of 10.000 hours-
-Differentiation in Da’wah-
-Life is not Fair-
-The Outliers and Out of Orders-
-Breaking the circle-
-No Pain No Gain-
-Re-defining “Impossible”-
-After doing Service-
-Take Action!-
-Unreasonable Fear-
-Move-move and move-
-Visionary-
-The End is Better than Beginning-
-Just Kill the Excuses-
-Excuses are Extremely-Very Dangerous-
-Epilogue: Naka tau Tak Nak?!-
Nak atau tak nak,
kalau nak 1000 daye, kalau tak nak 1000 daleh *hihiii*
Huaah! Sekian dulu yak teman.
Marilah marii.. temukan ilmu lebih lanjutnya sendiri!
Ambil manfaatnya..
Marilah marii.. temukan ilmu lebih lanjutnya sendiri!
Ambil manfaatnya..
p.s: kalo ada kesempatan lagi, daku post buku lainnya. Stay
tune yak... visit me here! *hohoo*
Labels: puisi,
Sepotong catatan,
Sudut Buku
Jumat, 11 Desember 2015
ada..ada lagi?
ada..memang ada.
ada luka yang bernanah
ada tawa yang menggelegar
ada tangis yang dipendam
ada cita yang merebak
ada resah yang tak kunjung usai
ada bahagia yang tak putus
ada cinta di tiap hembusan nafas..
ada cinta dariNya.
ada lagi?
(diLantai5, hari ke-6 seharusnya)
ada luka yang bernanah
ada tawa yang menggelegar
ada tangis yang dipendam
ada cita yang merebak
ada resah yang tak kunjung usai
ada bahagia yang tak putus
ada cinta di tiap hembusan nafas..
ada cinta dariNya.
ada lagi?
(diLantai5, hari ke-6 seharusnya)
Kamis, 10 Desember 2015
manakala..
melepaskan ketidaknyamanan agar terus terkikis
terkikis pada reda sesal nan terus
terus namun tak sampai
hingga pada hati terketuk
ketukan-ketukan untuk
'tuk sadar dari nyaman
manakala..
(diLantai5, seharusnya di hari ke-5)
terkikis pada reda sesal nan terus
terus namun tak sampai
hingga pada hati terketuk
ketukan-ketukan untuk
'tuk sadar dari nyaman
manakala..
(diLantai5, seharusnya di hari ke-5)
Senin, 07 Desember 2015
Lalu..Mengalahkan Lelah!
lalu..
aku berjalan kosong berdiam
menunggu apa yang tak aku tahu
menggunting kegalauan menyerah
atau..
malah tak ada izin untuk berhenti
aku hilang kata
berharap tak ada kosong menguasai
kemudian..
bertanyalah aku
mungkin bukan..
hanya menemukan lagi alasan
sekuat apa usaha aku
mengalahkan lelah!
(diLantai5, utk hari ke-4 di Desember)
aku berjalan kosong berdiam
menunggu apa yang tak aku tahu
menggunting kegalauan menyerah
atau..
malah tak ada izin untuk berhenti
aku hilang kata
berharap tak ada kosong menguasai
kemudian..
bertanyalah aku
mungkin bukan..
hanya menemukan lagi alasan
sekuat apa usaha aku
mengalahkan lelah!
(diLantai5, utk hari ke-4 di Desember)
Labels: puisi,
sajak-sajak,
Seri Curhatan Daku
Kamis, 03 Desember 2015
berlaku..
berbanding lurus, begitu katanya..hukum itu berlaku.
berbanding terbalik, begini bisa pula..hukum itu berlaku.
apapun..
bijak membandingkan,
begitu begini,
hukum itu berlaku.
(diNuri, hujan 'beban' pikiran)
berbanding terbalik, begini bisa pula..hukum itu berlaku.
apapun..
bijak membandingkan,
begitu begini,
hukum itu berlaku.
(diNuri, hujan 'beban' pikiran)
Labels: puisi,
Nilai Termakna,
sajak-sajak,
Sepotong catatan
Rabu, 02 Desember 2015
yah..dah..lah!
Berharap tapi harapan itu tak diharapkan,
goyah..yah, payah.
Gigih katanya, namun masih bertahta
lelah tak tertahankan
sudah..dah, sudahlah.
perbaharui lagi, lah.. perbaiki harap-harapan!
(diNuri, Desember di hari ke-2)
goyah..yah, payah.
Gigih katanya, namun masih bertahta
lelah tak tertahankan
sudah..dah, sudahlah.
perbaharui lagi, lah.. perbaiki harap-harapan!
(diNuri, Desember di hari ke-2)
Selasa, 01 Desember 2015
Tinggal?
apa yang tertinggal..tinggal kan?
lalu mulai lagi bergumam,
seandainya-andai ini
andai itu.
lalu tinggallah ingin di masa lalu
bukankah kau tahu,
waktu tak akan berbalik
ia terus ke depan..berubah.
maka..
tinggal kan?
ia terus.. berubah.
(diLantai5, Desember di tanggal 1, 2015)
lalu mulai lagi bergumam,
seandainya-andai ini
andai itu.
lalu tinggallah ingin di masa lalu
bukankah kau tahu,
waktu tak akan berbalik
ia terus ke depan..berubah.
maka..
tinggal kan?
ia terus.. berubah.
(diLantai5, Desember di tanggal 1, 2015)
Selasa, 17 November 2015
Ama..maaf ya..Ama
kupanggil beliau ama
takdir mengikatnya
untuk dalam mencinta
jua sabar memilah rasa
bersama rela
usaha pun terus setia
menjaga
hatinya
yang tak ada
berhenti dilanda
ketidaksesuaian harapnya
Ama..
Maafkan anak ini ya,
maaf ya Ama..
Lalu daku hapus air mata.
(diNuri, November 2015)
takdir mengikatnya
untuk dalam mencinta
jua sabar memilah rasa
bersama rela
usaha pun terus setia
menjaga
hatinya
yang tak ada
berhenti dilanda
ketidaksesuaian harapnya
Ama..
Maafkan anak ini ya,
maaf ya Ama..
Lalu daku hapus air mata.
(diNuri, November 2015)
Labels: puisi,
Nilai Termakna,
sajak-sajak,
Seri Curhatan Daku
Rabu, 19 Agustus 2015
Terima kasih untuk orang-orang..terima kasih keadaan..terima kasih untuk semua!
Tulisan kali ini bisa tergolong tulisan 'unik', daku agak kurang sreg untuk menyebutnya gaje (*hohoo)
Beberapa hari belakangan ini, daku kembali menemukan bahwa diri ini mulai kaga jelas, lagi. Iya, daku bilang 'lagi'. Sebenarnya, ini bukan hal yang baru terjadi pada daku. Tapi, ya begitulah.. Daku masih nge-labil ternyata, hadeuuh *poker-face*
Nah, alhamdulillah! Daku merasa ada yang membaik untuk periode nge-gaje kali ini. Maksudnya?
Hmm.. daku merasa tak benar-benar dibiarkan begitu saja oleh Allah. Per harinya, ada-ada saja yang datang dan seolah mencerahkan daku. Seperti seorang-dua-orang teman yang mengunjungi daku dan lalu 'menganggu' daku yang memilih berdiam diri di kos sepanjang hari. Mungkin daku memaknainya lebay, daku menganggap ini cara Allah untuk daku kembali, tak berlama-lama menjalani waktu menyendiri. Terima kasih untuk mereka, orang-orang yang mau-tak-mau daku sayangi.
Lanjut bercerita, daku merasa keadaan hari ini terasa 'menyentuh', laah..daku nge-lebay (*gubrakk)
Kenapa?
Daku tak pernah benar-benar menyangka akan berada pada keadaan seperti ini. Daku yang dulunya nyaman berada di kursi penonton, menerima saja keadaan bahwa daku bukan siapa-siapa..yaa layaknya mutiara berlian yang terpendam lah (*uhukk) Namun keadaan kali ini terasa berbeda, daku tak dibiarkan jiwa ini mengamini kondisi tersebut selama hidup nan sekali ini. Alhamdulillah ya Rabb! Ketika beberapa saat daku terbentur lalu masuk ke dalam masa 'duduk-duduk saja', datanglah berita, informasi, kondisi, dan apa pun hal itu kembali daku dibuat sadar. Daku bagai ditarik lagi, diingatkan lagi untuk 'melangkah'. Yaa, daku disadarkan lagi bahwa ada banyak impian yang telah daku gantung, banyak keinginan yang telah daku ucap. Impian-impian itu telah lama bergantungan di langit; mereka mungkin kelelahan menunggu daku untuk sampai menjemput. Keinginan-keinginan pun mungkin lemas mendengar daku yang hanya berucap tapi tak gigih mendapatkan. Terima kasih pada keadaan yang telah terjadi, daku akan berusaha memaknai yang terjadi dengan kacamata positif, karena itu lebih baik ya, akhem!
Baiklah.. terima kasih semua. terima kasih.. terima kasih!
Daku kehabisan ekspresi, *hohoo
Untuk semua yang telah terjalani, menjalani waktu hidup yang hanya sekali ini bersama-sama.. terimalah rasa daku ini, kasihilah kemudian.
Sekian untuk tulisan ini, maafkan kata-kata gaje daku yang mungkin tak pantas.
Beberapa hari belakangan ini, daku kembali menemukan bahwa diri ini mulai kaga jelas, lagi. Iya, daku bilang 'lagi'. Sebenarnya, ini bukan hal yang baru terjadi pada daku. Tapi, ya begitulah.. Daku masih nge-labil ternyata, hadeuuh *poker-face*
Nah, alhamdulillah! Daku merasa ada yang membaik untuk periode nge-gaje kali ini. Maksudnya?
Hmm.. daku merasa tak benar-benar dibiarkan begitu saja oleh Allah. Per harinya, ada-ada saja yang datang dan seolah mencerahkan daku. Seperti seorang-dua-orang teman yang mengunjungi daku dan lalu 'menganggu' daku yang memilih berdiam diri di kos sepanjang hari. Mungkin daku memaknainya lebay, daku menganggap ini cara Allah untuk daku kembali, tak berlama-lama menjalani waktu menyendiri. Terima kasih untuk mereka, orang-orang yang mau-tak-mau daku sayangi.
Lanjut bercerita, daku merasa keadaan hari ini terasa 'menyentuh', laah..daku nge-lebay (*gubrakk)
Kenapa?
Daku tak pernah benar-benar menyangka akan berada pada keadaan seperti ini. Daku yang dulunya nyaman berada di kursi penonton, menerima saja keadaan bahwa daku bukan siapa-siapa..yaa layaknya mutiara berlian yang terpendam lah (*uhukk) Namun keadaan kali ini terasa berbeda, daku tak dibiarkan jiwa ini mengamini kondisi tersebut selama hidup nan sekali ini. Alhamdulillah ya Rabb! Ketika beberapa saat daku terbentur lalu masuk ke dalam masa 'duduk-duduk saja', datanglah berita, informasi, kondisi, dan apa pun hal itu kembali daku dibuat sadar. Daku bagai ditarik lagi, diingatkan lagi untuk 'melangkah'. Yaa, daku disadarkan lagi bahwa ada banyak impian yang telah daku gantung, banyak keinginan yang telah daku ucap. Impian-impian itu telah lama bergantungan di langit; mereka mungkin kelelahan menunggu daku untuk sampai menjemput. Keinginan-keinginan pun mungkin lemas mendengar daku yang hanya berucap tapi tak gigih mendapatkan. Terima kasih pada keadaan yang telah terjadi, daku akan berusaha memaknai yang terjadi dengan kacamata positif, karena itu lebih baik ya, akhem!
Baiklah.. terima kasih semua. terima kasih.. terima kasih!
Daku kehabisan ekspresi, *hohoo
Untuk semua yang telah terjalani, menjalani waktu hidup yang hanya sekali ini bersama-sama.. terimalah rasa daku ini, kasihilah kemudian.
Sekian untuk tulisan ini, maafkan kata-kata gaje daku yang mungkin tak pantas.
Minggu, 09 Agustus 2015
Sayang, bisa!
bukan serta-merta hitam memeluk seluruhnya
temaram asa yang merindu cahaya terasa
lalu diri masih merana
sadar akan makna
langkah jiwa tak boleh berhenti karena
petaka
walau tatkala letih serta padam gelora
menyerang pikiran dan raga
bertahanlah berbaik sangka
pada Tuhan takkan sia-sia
mengadu menggugu dalam kerendahan padaNya
bersiaplah, cara Allah selalu indah adanya
lihat itu dalam kebijaksanaan dan terima
berubah ke lebih baik semoga
terus berusaha
meski masa berdiam tak bisa diacuhkan ada
sayang, harus bisa!
mesti bisa.
(Kasuari, Agustus 2015)
*seonggok sajak untuk daku, ya.. bulan September harus bisa tetap ceria, September ceria ;)
temaram asa yang merindu cahaya terasa
lalu diri masih merana
sadar akan makna
langkah jiwa tak boleh berhenti karena
petaka
walau tatkala letih serta padam gelora
menyerang pikiran dan raga
bertahanlah berbaik sangka
pada Tuhan takkan sia-sia
mengadu menggugu dalam kerendahan padaNya
bersiaplah, cara Allah selalu indah adanya
lihat itu dalam kebijaksanaan dan terima
berubah ke lebih baik semoga
terus berusaha
meski masa berdiam tak bisa diacuhkan ada
sayang, harus bisa!
mesti bisa.
(Kasuari, Agustus 2015)
*seonggok sajak untuk daku, ya.. bulan September harus bisa tetap ceria, September ceria ;)
Labels: puisi,
sajak-sajak,
Seri Curhatan Daku
Jumat, 07 Agustus 2015
Kata 'cuek', katanya..
Beberapa hari yang lalu daku bercakap-cakap dalam suasana canda dengan seorang teman. Pada satu ketika, daku melontarkan pertanyaan yang intinya kenapa aku selalu tak sesuai dengan apa yang aku inginkan. Si teman merespon lontaran itu. Dengan pilihan kata yang disampaikannya, daku menjadi kepikiran sampai sekarang. Menurut si teman, daku ini orangnya cuek, terlalu cuek malah.
Cuek?
Sepertinya sudah lama kata itu tidak daku perhatikan keberadaannya. hohoo, terima kasih teman daku yang baik ;)
Lanjutnya,
Daku penasaran tentang kata 'cuek', maka setelah membuka KBBI Daring..daku temukan ini:
Baiklah, daku mengakui yang telah terjadi memang berhubungan dengan kadar 'cuek' daku yang rasanya tinggi. Oh! Tuhaan..
Semoga daku bisa berubah..Aamiin!
Cuek?
Sepertinya sudah lama kata itu tidak daku perhatikan keberadaannya. hohoo, terima kasih teman daku yang baik ;)
Lanjutnya,
Daku penasaran tentang kata 'cuek', maka setelah membuka KBBI Daring..daku temukan ini:
cuek/cu·ek/ /cuék/ a cak masa bodoh; tidak acuh
Baiklah, daku mengakui yang telah terjadi memang berhubungan dengan kadar 'cuek' daku yang rasanya tinggi. Oh! Tuhaan..
Semoga daku bisa berubah..Aamiin!
Jumat, 17 Juli 2015
Idul Fitri..1 Syawal 1436 H..Hi happy Ied Mubarak!
Taqabbalallahu minna wa minkum *grin emoticon*
Daku seriusan baru 'ngeh' dengan ungkapan selamat hari lebaran tersebut. Yah, kemarin-kemarin terbiasa dengan ungkapan "Minal Aidzin Wa Faidzin" dan disambung dengan "Mohon maaf lahir batin" yang ternyata bukan begitu seharusnya.
Alhamdulillah, daku tak dibiarkan Allah lama dalam kesesatan.. hingga diperlihatkan-Nya bagaimana sunah Rasulullah dalam menggunakan ungkapan dalam merayakan kemenangan setelah berpuasa di bulan Ramadhan penuh berkah, hohoo
Sodara-sodara sedunia.. Maaf lahir batin yaa *smile emoticon*
Salaam!
Daku seriusan baru 'ngeh' dengan ungkapan selamat hari lebaran tersebut. Yah, kemarin-kemarin terbiasa dengan ungkapan "Minal Aidzin Wa Faidzin" dan disambung dengan "Mohon maaf lahir batin" yang ternyata bukan begitu seharusnya.
Alhamdulillah, daku tak dibiarkan Allah lama dalam kesesatan.. hingga diperlihatkan-Nya bagaimana sunah Rasulullah dalam menggunakan ungkapan dalam merayakan kemenangan setelah berpuasa di bulan Ramadhan penuh berkah, hohoo
Sodara-sodara sedunia.. Maaf lahir batin yaa *smile emoticon*
Salaam!
Kamis, 16 Juli 2015
(Mungkin lagi) Indah pada waktunya..
Hari ini terasa ada yang tak biasa pada 'keadaan diri' ini. Tak tahulah apa nama pastinya. Ada perasaan campur-baur.
Lihat ke hari hari yang sudah dilewati, seperti tak mungkin aku akan mengalami hal-hal yang luar biasa ini. Sepertinya aku hari ini sudah melangkah jauh dari aku di masa lalu, masa-masa yang masih melekat dalam memori ini.
Ya.. inilah hari kembali ke rumah, berkumpul dengan keluarga, ke Payakumbuh..menyambut hari raya Idul Fitri 1436H.
Satu hal yang menganjal, waktu untuk hadir di dunia ini tinggal sedikit lagi..waktu kematianku terasa dekat.
Entahlah apa itu, mungkin ini cara Allah untukku bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan masa lalu.
Waktu untuk lebih berani..iya mungkin ini cara Allah untuk aku menyegerakan mem'fitri'kan diri.
Baiklah..Allah punya rencana indah, aku percaya itu..waktunya dan karena Allah :)
Selamat hari raya, menyambut kemenangan :D
Lihat ke hari hari yang sudah dilewati, seperti tak mungkin aku akan mengalami hal-hal yang luar biasa ini. Sepertinya aku hari ini sudah melangkah jauh dari aku di masa lalu, masa-masa yang masih melekat dalam memori ini.
Ya.. inilah hari kembali ke rumah, berkumpul dengan keluarga, ke Payakumbuh..menyambut hari raya Idul Fitri 1436H.
Satu hal yang menganjal, waktu untuk hadir di dunia ini tinggal sedikit lagi..waktu kematianku terasa dekat.
Entahlah apa itu, mungkin ini cara Allah untukku bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan masa lalu.
Waktu untuk lebih berani..iya mungkin ini cara Allah untuk aku menyegerakan mem'fitri'kan diri.
Baiklah..Allah punya rencana indah, aku percaya itu..waktunya dan karena Allah :)
Selamat hari raya, menyambut kemenangan :D
Minggu, 28 Juni 2015
Cerita Pendek untuk #AwesomeJourney
Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Cerpen “Awesome Journey” Diselenggarakan oleh Yayasan Kehati dan Nulisbuku.com
#AwesomeJourney
Tidak
Ada Tanpa Tujuan
Oleh: Syafdiani
“Setiap
hal tak akan terjadi tanpa ada tujuan dariNya”
Gina mencoba mencerna lagi
seuntai kalimat yang sudah lama ia dengar itu. Binar mata perempuan itu tak
seterang sebelumnya. Seperti mencoba mengingat sesuatu yang seharusnya ia ingat
dengan cepat. “Ah, sudahlah!” desahnya sembari bangkit. Lalu ia berjalan dan bergabung
lagi dengan kakaknya dan beberapa orang teman yang sedang membereskan
perlengkapan dan bekal untuk melanjutkan perjalanan mereka lagi.
“Uni*..hm,” Gina mendekati kakaknya, memanggil dengan suara ragu.
Kakak yang dipanggilnya hanya menjawab dengan menoleh ke arah sumber suara dan
matanya seolah bertanya ‘ada apa?’.
“Uni, Gina minta maaf. Maafkan aku ya Ni Pina. Aku janji, aku akan memperbaiki diri dan kelakuanku, “
Gina berkata tulus dan menatap mata Pina; kakaknya itu balas tersenyum.
“Iya sayang. Uni percaya adiak** uni
pasti bisa jadi pribadi yang lebih baik,” Pina memeluk adiknya erat. Detik
berikutnya, dua kakak-beradik itu melanjutkan lagi petualangan mereka bersama,
menemukan lebih banyak pelajaran alam yang luar biasa. Pelajaran dari berbagai
macam tumbuhan dan keanekaragaman hewan. Pelajaran dari hasil pemikiran
terhadap ciptaan Tuhan yang dibentangkanNya untuk dikaji manusia agar ‘sadar
diri’.
---
“Setelah beberapa lama kami
meneliti biodiversity di sini, Sumatra memiliki
keunikan tipe dan ekosistem penyusunnya, “ ketua rombongan yang merupakan
sahabatnya Pina mulai bercerita lagi tentang keadaan hutan yang mereka
jelajahi. “Di Padang, kami berfokus pada Gunung Gadut ini.”
Gina mulai tertarik untuk menggali
lebih dalam penjelasan si ketua, Ronal. “Lalu, apa yang sudah pernah dilakukan
untuk menjaga hutan disini, Uda***?
Keterangan:
*Uni: panggilan untuk kakak
perempuan dalam Bahasa Minang, Sumatera Barat
**Adiak: kata ganti untuk adiak
dalam Bahasa Minang, Sumatera Barat
***Uda: panggilan untuk kakak
laki-laki dalam Bahasa Minang, Sumatera Barat
Rabu, 27 Mei 2015
melangkah lagi
Akhir-akhir ini aku sering sibuk sendiri. otak-atik blog lagi. ternyata tak semudah yang dibayangkan. yang pasti, terus berusaha untuk bisa membuat apa yang diinginkan terjadi. it's a must! semangaaat!
Sabtu, 28 Februari 2015
Hai, apakabar lagi?! *ketika sebuah keharusan...
lalu Februari berakhir,
juga menyaksikan seorang temanku mengakhiri tanggung jawabnya di akademik, wisuda.
adalah bagai pengingat untukku.
setelah itu Maret akan datang beberapa jam lagi,
juga membangun lagi diri yang belakangan tak jelas berjalan..
ada banyak orang yang berdoa baik untukku,
tak ada lagi kerendahan diri ini seharusnya, yang ada haruslah kerendahan hati,
tingginya semangat, teguhnya usaha, bersama dalamnya kepercayaan akhir yang baik.
Hai! apakabar tugas kuliah, tulisan-tulisan, amanah-amanah organisasi, debating skill, earning own money, juga skripsai dan wisuda?
~ketika sebuah keharusan memang harus diperjuangkan~
juga menyaksikan seorang temanku mengakhiri tanggung jawabnya di akademik, wisuda.
adalah bagai pengingat untukku.
setelah itu Maret akan datang beberapa jam lagi,
juga membangun lagi diri yang belakangan tak jelas berjalan..
ada banyak orang yang berdoa baik untukku,
tak ada lagi kerendahan diri ini seharusnya, yang ada haruslah kerendahan hati,
tingginya semangat, teguhnya usaha, bersama dalamnya kepercayaan akhir yang baik.
Hai! apakabar tugas kuliah, tulisan-tulisan, amanah-amanah organisasi, debating skill, earning own money, juga skripsai dan wisuda?
~ketika sebuah keharusan memang harus diperjuangkan~
Kamis, 22 Januari 2015
janganlah hanya sampai harapan saja,,,
aku ingin menulis..tak se-literal makna yang ditangkap itu.
Menulis apa yang aku pikirkan, menulis dengan bercerita, menulis dalam mencerahkan..menulis menulis menulis menulis menulis menulis menulis..karena tak ada penulis tanpa menulis!
Menulis apa yang aku pikirkan, menulis dengan bercerita, menulis dalam mencerahkan..menulis menulis menulis menulis menulis menulis menulis..karena tak ada penulis tanpa menulis!
Langganan:
Postingan (Atom)